Selasa, 15 November 2011

Contoh Proposal

I. PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Di Indonesia penyakit-penyakit gizi yang utama, tergolong ke dalam kelompok penyakit defisiensi. Jenis penyakit defisiensi gizi yang dianggap sudah mencapai kegawatan nasional karena kerugian yang ditimbulkan mempengaruhi pembangunan di Indonesia yaitu Kekurangan Energi Protein (KEP), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kekurangan Vitamin A (KVA) dan Anemia Gizi Besi (AGB) I.2 IDENTIFIKASI MASALAH Pada tahun 1997 dan 1998 Ditjen Bina Gizi Keluarga menyatakan bahwa Kekurangan Energi Protein total sebesar 20,9% dan 18,0%, Menurut Biro Pusat Statistik Propinsi Jawa Tengah, status gizi buruk pada balita mulai tahun 1999 sampai tahun 2004 berturut-turut yaitu 0.34%, 1.02%, 1.635%, 1.32%, 1,36% dan 1.88% (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2004:64). I.3 PEMBATASAN MASALAH Berdasarkan Dinas Disperindagkop pada bulan Maret 2008, Permasalahan kebutuhan terhadap kedelai yang tinggi mendorong adanya alternatif yang dapat memecahkan permasalahan tersebut yaitu terpenuhinya sumber protein sekaligus tidak menambah daftar persoalan bagi ekonomi maupun lingkungan dan kesehatan. I.4 RUMUSAN MASALAH Dari latar belakang di atas maka dapat diambil permasalahan yaitu: ”adakah pengaruh substitusi biji turi pada biji kedelai terhadap kadar protein dan sifat organoleptik dalam pembuatan tempe?” I.5 TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini diantaranya adalah : 1. Tujuan Umum Mengetahui pengaruh substitusi biji turi pada biji kedelai terhadap kadar protein dan sifat organoleptik dalam pembuatan tempe. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui pengaruh substitusi biji turi pada biji kedelai terhadap kadar protein dalam pembuatan tempe. b. Mengetahui pengaruh substitusi biji turi pada biji kedelai terhadap sifat organoleptik dalam pembuatan tempe. I.6 MANFAAT PENELITIAN Program penelitian ini memiliki beberapa kegunaan, antara lain: 1. Memanfaatkan biji turi sebagai bahan pembuatan tempe, mengingat kandungan gizi dalam biji turi cukup tinggi. 2. Sebagai alternatif pemenuhan protein nabati terutama bagi golongan ekonomi lemah. 3. Menurunkan angka gizi kurang secara nasional melalui Peningkatan konsumsi protein nabati lokal. 4. Meningkatkan ketahanan ekonomi melalui perluasan bidang usaha pangan nabati lokal, terutama pembudidayaan pohon turi, pembuatan tempe dari biji turi dan pemasaran pangan berbasis turi. II. LANDASAN TEORI 1. Protein Istilah protein berasal dari kata Yunani proteos, yang berarti yang utama atau yang didahulukan. Kata ini diperkenalkan oleh seorang ahli kimia Belanda, Gerardus Mulder (1802-1880), karena ia berpendapat bahwa protein adalah zat yang paling penting dalam setiap organisme. Menurut Sunita (2003:77), protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara lima ribu hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino. 2. Turi (Sesbania grandiflora) Turi (Sesbania grandiflora) merupakan tanaman sejenis pepohonan yang banyak dijumpai di pedesaan, ditanam di pematang, pekarangan, pinggir jalan. Pohon turi biasa dipakai sebagai pagar hidup kebun atau sebagai pohon pelindung (Yayasan Keanekaragaman Hayati, 2008). 3.Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Menurut Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:525), kedelai adalah tumbuhan kacang-kacangan, berbuah kecil-kecil, berwarna hitam/kuning keputih-putihan, daunnya agak kasar dan berbulu halus, biasa ditanam di sawah. 4.Tempe Menurut Lies Suprapti (2003:23), jenis tempe ada bermacam-macam tergantung jenis bahan baku yang digunakan. Beberapa jenis tempe yang ada dan cukup banyak dibuat di Indonesia 5.Sifat Organoleptik Menurut Soewarto T. Soekarto (1990:67) dalam Murtina (2006:25), produk pangan mempunyai nilai mutu subyektif yang menonjol dan dapat diukur dengan instrumen fisik (dengan instrumen manusia). Sifat subyektif ini lebih umum disebut organoleptik / sifat inderawi karena penilaiannya menggunakan indera manusia. III. METODOLOGI PENELITIAN i. WAKTU dan TEMPAT KEGIATAN NO Rincian Kegiatan Program Pelaksanaan Bulan Ke - 1 2 3 1 Persiapan Pelaksanaan Program 2 Pembuatan Tempe, Pengujian Kadar Protein dan Arganoleptik serta Analisis Data 3 Pembuatan Laporan ii. METODE PENELITIAN a. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu true eksperiment (eksperimen sungguhan). Desain atau rancangan eksperimen yang digunakan adalah rancangan postes dengan kelompok kontrol (Post Test Only With Control Group Design). b. Pelaksana Eksperimen Waktu dan tempat: Eksperimen dilakukan pada bulan Des2008- Feb2009 dilaboratorium Kimia Universitas Negeri Semarang. c. Cara Pembuatan 1) Tahap Persiapan Pada tahap ini dilakukan persiapan bahan-bahan dan alat-alat yang diperlukan. Bahan : Kedelai 20 kg Biji Turi 10 kg Ragi Tempe 3 kg Pengemas tempe 400 buah 2) Tahap-tahap proses pembuatan tempe secara garis besar adalah sebagai berikut : Perebusan I dan Perendaman. Kedelai/biji turi bersih siap pakai direbus hingga matang (lunak). Setelah perebusan dianggap selesai (kedelai/biji turi telah cukup lunak), kedelai/biji turi dibiarkan terendam dalam air perebusnya selama 24 jam. iii. TEKNIK ANALISIS DATA Data hasil penelitian , akan dilakukan analisis data berupa analisis kandungan kadar protein dan hasil uji organoleptik dalam tempe dengan bahan substitusi biji turi pada biji kedelai.